Sekilas isi buku:
Kisah Menakjubkan Di Balik Tidurnya Orang-orang Shalih. Syaikh Abdul Wahid bin Zaid mengisahkan, ''Ketika kami telah bersiap-siap untuk berangkat perang maka datanglah seorang pemuda tanggungyang berusia sekitar lima belas tahun. Orang tuanya telah meninggal dunia, namun meninggalkan harta warisan yang sangat banyak untuknya. Lalu iapun berkata, ''Wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku menjadikan engkau saksi, bahwa aku sungguh-sungguh telah menjual diri dan hartaku untuk aku tukarkan dengan surga.'' Abdul Wahid melanjutkan, ''Sebelum peperangan dimulai pemuda tersebut tertidur sejenak, lalu ia bermimpi seakan-akan ada seseorang yang mendatanginya seraya berkata, ''Wahai pemuda bangunlah, kami akan mengantarkanmu kepada bidadari bermata jeli.'' Pemuda itupun mengikuti mereka, dan ia benar-benar bertemu dengan bidadari tersebut sedang duduk di atas ranjangnya yang terbuat dari emas bermahkota permata dan yaqut. Saat pemuda tersebut ingin memeluknya, maka dengan lembut bidadari itu berkata, ''Bersabarlah, wahai kekasih Yang Maha Penyayang. Belum saatnya engkau memelukku, karena ruh kehidupan masih menempel pada dirimu. Sungguh, engkau akan berbuka puasa bersama kami malam ini, insya Allah''. Lalu pemuda tersebut berteriak, ''Wahai Abdul Wahid, aku sudah tidak sabar lag!.''Abdul Wahid melanjutkan, ''Belum selesai perbincangan kami dengan pemuda tersebut, tiba-tiba sekelompok musuh datang menyerang kami. Dan tatkala perang usai menjelang Maghrib, kami mendapati jasad pemuda tersebut telah berlumuran darah. Para makhluk penghuni tempat itu tersenyum mengantarkan kepergian pemuda tersebut. Sungguh dia telah mendapatkan apa yang telah dicita-citakannya.'' Wahai saudaraku, tidakkah kita ingin seperti pemuda tersebut? Tidakkah kita ingin tidur kita seperti tidur pemuda tersebut dan orang-orang shalih lainnya? Temukan jawabannya dalam buku ini. Selamat membaca!
|
|
MEMBER LOGIN
