Sekilas isi buku:
Bila suatu perbuatan ibadah tidak didasarkan kepada apa yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam maka tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa ta ala, tertolak dan bisa jadi berdosa pelakunya. Karena itulah kita harus merujuk kepada hadits Nabi Muhammad agar kita bisa mencontoh tata cara ibadah beliau.Namun sayang, semangat kembali kepada AI Qur'an dan As-Sunnah seringkali tidak diiringi dengan menuntut ilmu tentang sunnah, hingga ternyata banyak diantara kaum muslimin yang ketekunan ibadahnya atau keyakinannya didasarkan kepada suatu hadits yang lemah atau bahkan palsu. Misalnya orang yang mengkhususkan beribadah dengan tekun di malam nishfu (pertengahan) Syaban, atau orang yang meyakini bahwa Khadir (Khidir) masih hidup. Ternyata hadits dalam hal tersebut semuanya berkisar antara lemah dan palsu sebagaimana diuraikan dalam buku ini. Juga berbagai masalah lainnya. AI Imam Ibnul Qayyim mengupas ciri-ciri hadits lemah dan palsu yang beredar di sekitar kita dan juga membeberkan sekian banyak contohnya. Semoga bermanfaat bagi kita semua.