Sekilas isi buku:
Virus opini
jelang Pilpres kemarin ini benar-benar ampuh. Saking ampuhnya, orang-orang
terkena serangan "demam" kampanye. Pedagang, kuli, karyawan,
mahasiswa, relawan dan takrelawan, budayawan, gerombolan Sepilis, politisi,
dosen, semua ikut demam. Saat demam menyerang, omongan seorang dosen pun
seperti bukan omongan orang berpendidikan. Kata-kata tolol, dungu, pandir,
bodoh, keluar dari lidahnya. Mungkin karena demamnya terlalu tinggi, omongannya
ngaco pangkat sepuluh. Dan meski masa kampanye sudah lewat, ternyata para
"pasien" lanjut demamnya sampai sekarang. Waduh!
Kiai Adung
gemas. Dia ikut-ikutan demam. Otak kiai kolot itu meriang. Bawaannya pingin
menjahili logika orang- orang demam itu. Mulailah Kiai Adung berceloteh. Selain
soal "demam" Pilpres, Kiai Adung juga masih setia mengacak- acak
pikiran gerombolan Liberal.
Selamat meriang
bersama Kiai Adung.
|