Sekilas isi buku:
KEHIDUPAN beragama adalah hak asasi setiap insan sebagai wujud penghambaan kepada Sang Pencipta. Tak seorangpun boleh memaksa orang lain memeluk atau keluar dari suatu agama. Sungguh amat naif jika seseorang melakukan peribadatan tanpa keyakinan disebabkan keterpaksaan psikologis, moral ataupun material. Adalah suatu kewajaran bilamana di dunia ini terdapat berbagai agama yang masing-masing menganggap yang lain sesat dan hanya dirinya yang paling benar, antara lain Kristen yang memiliki jumlah penganut terbesar di dunia. Namun setiap kali menyapa manusia untuk menerima ajarannya, ia selalu terbentur oleh pertanyaan tentang pribadi Yesus : ''Dia itu manusia atau Tuhan?'' Begitu pula ketika menyapa seorang muslim bernama KH. Bahaudin Mudhary, ia pun juga mendapat pertanyaan tentang keabsahan doktrin ketuhanannya. Ternyata, dengan berdasarkan ayat-ayat kitab suci Kristen sendiri, secara mengejutkan Kiai ini mengungkapkan kerancuan dogma ketuhanan Yesus dalam dialognya dengan seorang misionaris Kristen, Antonius Widuri. Didasari semangat yang positif, yaitu kontribusi keilmuan dan juga demi mencari kebenaran yang hakiki, dialog 9 hari yang berlangsung amat bersahabat ini berhasil mengurai tuntas sendi-sendi paling mendasar doktrin keimanan gereja, khususnya masalah Ketuhanan Yesus. Buku ini adalah hasil dokumentasi dialog tersebut yang sudah menjadi rujukan dalam kajian ilmiah dan telah dicetak dalam beberapa edisi bahasa, juga diterbitkan oleh Cambridge University Press, Inggris.
|
|