Sekilas isi buku:
Imam Syafii dilahirkan di kota Gaza pada tahun diwafatkannya Imam Abu Hanifah. Sang ibunda yang sangat ingin Syafii muda lebih banyak menimba ilmu Islam membawa sang buah hati menuju Makkah, kota ilmu nan penuh berkah. Di usia 7 tahun, Syafii muda telah hafal AJ-Qur-an dan mulai belajar ilmu Hadits. Syafii muda juga mendalami ilmu bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, dan Balaghah) langsung di Bani Hudzail sebagai penduduk yang masih menjaga bahasa Arab aslinya. Keberadaan Imam Malik sebagai ahli Hadits terkemuka Madinah telah mengundang Syafii untuk turut berguru. Maka dihafalnya kitab sang Guru AI-Muwaththa dalam 9 hari, sebelum berangkat ke kota Madinah. Melihat sosok Syafii, sang Imam pun berpesan, ''Bertakwalah kepada Allah, jauhi maksiat. Semoga engkau menjadi orang penting, suatu saat nanti,'' Benarlah firasat sang Guru, setelah menimba ilmu dari Imam Malik hingga wafatnya, Syafii pun berangkat ke Yaman untuk bekerja sebagai pegawai Gubernur. Tak lama di sana, Syafii menuju Iraq untuk belajar dari murid Imam Abu Hanifah, hingga terkumpul dua fiqih terkemuka di dirinya. Lalu Imam as-Syafi'i pun mengajar di Masjidil Haram. Selang 10 tahun, Imam asy-Syafi'i kembali ke Baghdad sebagai Imam besar dan Mujtahid mutlak. Di sanalah Imam Syafi'i menjadi guru Ahmad bin Hanbal (Imam Madzhab Hanbali). Hanya 2 tahun di Iraq, sang Imam pun menuju Mesir untuk mengajar ilmu-ilmu Islam dan Sunnah di sana. Tak lama, beliau wafat di tahun 204 H.Semoga Allah Ta'ala merahmati beliau dan menempatkannya di Surga. Sebagian wasiat dan prinsip beliau ada dalam buku ini, silakan disimak...
|
|
MEMBER LOGIN
